Senin, 16 Maret 2020

Corona, pemerintah dan warganya

Corona menjadi sebuah momok yang menghebohkan di beberapa bulan belakangan ini. Banyak orang yang sempat meragukan apakah negara Indonesia raya kita ini akan terkena dampaknya. Pada awalnya saya tidak begitu peduli dengan hal, hingga akhirnya saya melihat bagaimana hal ini dapat mengganggu kestabilan politik dan sosial sebuah negara, bahkan untuk negara-negara maju seperti Jerman dan Perancis.

Negara-negara yang sempat mengelu-elukan pentingnya globalisasi dan ingin membuat batas-batas negara menjadi semakin hilang, malah sibuk didesak oleh rakyatnya untuk menutup perbatasan. Bahkan ada beberapa negara yang memutuskan untuk mengunci dan meminta rakyatnya untuk berada di dalam rumah agar mencegah penyebaran penyakit ini. Banyak oknum-oknum di negara ini yang ingin meminta supaya negara kesayangan kita ini dikunci juga. Hal ini membuat saya bertanya "apakah mereka sudah memikirkan apa dampak dari kebijakan tersebut?"

Saya rasa tidak.

Dijaman orang-orang yang sudah darurat membaca, saya meragukan bahwa orang-orang mau mencari tahu lebih lanjut apa arti dari "lock down" ini dan bagaimana dampaknya kepada perekonomian di negara ini. Tidak usah jauh-jauh membayangkan tentang ekspor-impor, coba kamu pikirkan bagaimana nasib bapak gorengan atau ibu kantin kantor yang memang penghasilannya itu dari hari per hari, yang mana kalau mereka memang tidak jualan ya tidak bisa makan.

Saya disini bukan ingin membela pemerintah, tapi saya ingin mengatakan bahwa keputusan untuk ini tuh harus dipikirkan matang-matang yang memang tidak bisa sebentar, wong mau memutuskan fitur produk apa yang mau dibuat saja panjang prosesnya, karena menyangkut hajat hidup banyak orang gak cuma kamu doang cuk.

Apalagi ditambah dengan negara kita yang demokrasi nan uang paspasan, jangan samain dengan Cina yang sosialis  nan kayaraya. Apakah negara kita punya cukup dana untuk bisa lockdown sambil berusaha menjaga perekonomian ini stabil? wong mau menekan perusahaan untuk merumahkan karyawan saja sulit.

Jadi poin dari tulisan panjang ini apaan ya Sa?

Tidak ada, saya hanya mau mengutarakan perasaan saya saja karena baru hari pertama bekerja dari rumah saja saya sudah bosan. Tapi saya akan berusaha mematuhi himbauan dari pak Presiden untuk mengurangi pergi keluar rumah sebisa mungkin. Bukan karena saya warga negara yang baik atau karena orang tua saya sudah tua dan rawan terhadap penyakit. Tapi karena saya sadar, bahwa saat ini saya belum mampu membantu mencarikan solusi, jadi ya minimal saya jangan menjadi bagian dari masalahnya dan menambah tingkat stres dari rumah sakit di Indonesia yang (menurut saya) sudah cukup rapuh.

Saya berpikir bahwa kalau saya masih berkeliaran diluar hanya karena bosan atau malah berpikir ini adalah momen buat liburan, saya tidak berhak buat ikut mengomentari bagaimana pemerintah seharusnya bertindak karena itu menunjukan kalau saya sendiri tidak cukup dewasa dalam menjaga keselamatan diri dan keluarga saya. Karena pada akhirnya urusan keselamatan dan kesehatan adalah tanggung jawab saya pribadi, bukan negara.

Raisa.

Tidak ada komentar:

Welkommen 2022 ❤❤

Hi there! its been a while since my last post here and finally it's gonna be my first post this year. How's life treating you so far...